Tentang Adibah

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Aku pasti bisa

Selasa, 05 Februari 2019

Saya dan Segudang Mimpi


Nama saya Aisyah Adibah lahir di Cirebon pada tanggal 22 maret 1998, ibu saya bernama Siti Fatimah yang berprofesi sebagai guru swasta dan bapak saya Amirudin yang selama 15 tahun ini tidak bisa mencari nafkah dikarenakan sedang sakit. Saya mempunyai seorang kakak laki-laki yaitu M. Faqih Abdul Karim yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro dan mempunyai dua orang adik perempuan, pertama Muthiah Mujahidah yang masih duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Akhir dan yang terakhir Hasna Amaliah duduk di kelas 9 Sekolah Menengah Pertama.

Saya dibesarkan dari keluarga pendidik yang dimana hampir semua keluarga menempuh pendidikan universitas, karena hal tersebut menjadikan saya orang yang bertekad kuat dengan jenjang pendidikan dan mencoba mandiri. 

Kemandirian saya buktikan dengan saat menginjak kelas 11 sekolah menengah, saya memberanikan diri untuk magang di sebuah surat kabar lokal yakni Radar Cirebon. Saya menjadi satu-satunya murid di sekolahku yang menjadi wartawan junior. Sebenarnya tujuan awalnya adalah karena sekolah berada di perbatasan dan seringkali tidak terlalu dikenal, jadi dengan itu saya berharap sekolahnya bisa lebih dikenal khususnya untuk daerah ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Selama saya menjadi jurnalis, saya selalu meliput semua kegiatan dan mengangkat siswa-siswa sekolah saya kedalam tulisan di koran tersebut. Tapi saya hanya bisa satu tahun saja, karena saat aku kelas 12, saya mulai fokus belajar untuk UN dan SBMPTN. Sebenarnya saya sudah berusaha ketika saya berhenti aka nada yang melanjutkan perjuangan saya, namun nihil murid disini tidak ada yang minat hanya karena kantor koran tersebut sangat jauh, memakan waktu 1,5 jam dari sekolah.

Saat kegagalan menerpa,

Setelah lulus SMA, saya tidak langsung kuliah. Seperti yang saya katakan diatas bahwa saya merupakah orang yang bertekad kuat, saya memiliki keinginan yang kuat untuk masuk Universitas Indonesia. Saya sampai menolak beberapa PTN dan PTS. Namun setelah mencoba 4 kali ujian dan gagal semua, akhirnya saya menyerah dan menerimanya saja dan saya berharap pendidikan selanjutnya saya bisa di kampus tersebut. 

Saat tahun-tahun kepedihan itu, saya tidak lantas hanya fokus belajar saja. Saya menjadi pelayan toko di pasar tradisional dan menjadi guru TK di Bekasi. Saya sempat mengalami stres berat saat itu, namun saya bersyukur keluarga selalu memberi semangat dan mendukung penuh segala keputusan saya. 


Ketika mimpi kembali terukir,

Indonesia dimasa Revolusi 4.0 dengan bersatunya beberapa teknologi, yang menciptakan manusia yang amat butuh teknologi, yang dimana mempunyai potensi memberdayakan individu dan masyarakat, karena revolusi industri fase ini dapat menciptakan peluang baru bagi ekonomi, sosial, maupun pengembangan diri pribadi.

Oleh karena itu saya memilih jurusan IT konsenterasi Bahasa Inggris di Politeknik Negeri Jakarta sebagai ladang saya berkontribusi kepada bumi pertiwi ini. Dimasa mendatang saya amat berharap dapat membuat sebuah aplikasi starup yang dimana berkonsep dalam menerjemahkan teks formal dan informal. Aplikasi ini berkonsep seperti ruang guru, yang mempertemukan guru dengan muridnya tanpa perlu dalam satu tempat. Bedanya adalah yang dipertemukan antara translator dengan customer. Jadi dengan aplikasi ini masyarakat yang membutuhkan dokumen terjemahan tidak perlu mencari-cari translator/intrepreter lagi, tidak hanya menerjemahkan sebuah dokumen namun menerjemahkan audio visual juga, seperti subtitle sebuah film atau lainnya. Aplikasi ini akan menyediakan translator/intrepreter tersumpah maupun lepas. 

Karena seperti yang saya bahas sebelumnya, di revolusi kali ini akan banyak sekali orang asing yang berdatangan ke negeri ini maupun kita akan semakin mudah untuk bekerja ataupun belajar di negara lain, sehingga orang-orang akan sangat banyak membutuhkan bahasa asing. Dan mimpi yang lainnya yakni saya bisa membuka sebuah sekolah starup, karena Menurut data Kementerian Koordinasi Bidang Ekonomi, UMKM memegang porsi 93,4% ekonomi di Indonesia, sedangkankan hanya 9% saja yang melek teknologi. Padahal, saat ini Indonesia sudah memasuki Revolusi Industri 4.0 yang menempatkan teknologi sebagai pemeran utama dalam bisnis. Saat ini juga saya beberapa kali mengikuti seminar dan workshop tentang starup. Walaupun saya hanya pernah mencoba berbisnis kecil-kecilan seperti menjual snack di kelas. 

Saya sadar mimpi ini akan membutuhkan perjuangan, tim hebat dan juga modal yang tidak sedikit. Tapi sebuah keberhasilan itu awalnya diukir dulu dalam mimpi yang besar juga. Generasi muda Indonesia harus menjadi bibit unggul yang kompeten, agar kita bisa lepas dari predikat negera berkembang dan tumbuh menjadi negara maju. Minimal melek teknologi.
Dengan adanya beasiswa Bazma Pertamina ini, saya berharap dapat mencetak generasi unggul yang berbudi dan melek teknologi. Salam teknologi! Semangat! Allahu Akbar!




Minggu, 13 Desember 2015

soal kimia



SOAL TRY OUT ONLINE CIC
1.     

2.     

3.     

4.     

5.     

6.     

7.     

8.     

9.     

10.

11.

12.

13.

14.

15.

soal to



SOAL TRY OUT ONLINE CIC
1.     

2.     


3.     

4.     

5.     

6.     

7.     

8.     

9.     

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Rabu, 07 Mei 2014

Jawaban Soal dari Kakak Alumni

www.bukandibah.blogspot.com

Add caption
Nama                    :  Aisyah Adibah
TTL                         : Cirebon,22 maret 1998
Gol.Darah            : B
No.Telp                                : 08981779462
Tanda Tangan    : - 
-          1143           . -33/35
 -5996                13/35
2499                  12/35
234                   28/15
689
37

-          Visi
Membangun Indonesia menjadi Negara yang disegani dan bermartabat serta mendapat ridho Allah SWT
Misi
Dengan membentuk lembaga-lembaga yang jujur dan beriman


Convident
-          Saya Insya Allah bisa menjadi penghibur yang baik dan berkualitas
-          Sesosok Kakak alumni yang bisa dijadikan motivator dan cassanova dengan kata-kata pedasnya


Buta Warna
73 dan tidak ada

Ekonomi
Biaya makan       Rp. 70.000
Uang saku           Rp. 20.000
Tabungan            Rp. 300.000
Tagihan                                Rp. 500.000
Jalan-jalan           Rp. 500.000
Susu Balita          Rp. 500.000
Ke rmh nenek   Rp. 500.000
Infaq                     Rp. 500.000         +
               
Jumlah                  Rp. 5000.000


-          Membantu orang kecelakaan,karena manusia adalah makhluk sosial yang harus saling tolong-menolong. Dan membawanya kerumah sakit A karena dinilai lebih efisien


7              2              3              10
        4              5              6
                8              9
                         1



 



  


 



 






1.       B
2.       B
3.       B
4.       B
5.       A
6.       A
7.       A
SHORTCUT
1.       10
2.       30 MENIT